SRI SUPARTI, M.Pd SALAH SATU PENULIS BUKU ANTOLOGI CERPEN BUDAYA BERJUDUL “SANG MISTIKUS KASIH” TAHUN 2022

Menjadi pengajar Bahasa Inggris bukan berarti harus meninggalkan budaya sendiri. Setidaknya, begitulah yang menjadi prinsip Sri Suparti, M.Pd., salah satu pengajar di SMKN 1 Plupuh. Menempuh pendidikan S1 dan S2 jurusan Pendidikan Bahasa Inggris rupanya tidak menyurutkan kecintaan alumni FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta ini terhadap budaya dan kearifan lokal. Hal ini dia buktikan dengan mengangkat budaya lokal sebagai ide-ide cerita yang dia tulis.

Menulis memang sudah menjadi hobi guru yang biasa dipanggil Ms. Parti ini. Hobi menulisnya tidak hanya terhenti pada diary pribadi tetapi beberapa karyanya sudah terbit dalam beberapa antologi. “Sampai saat ini, saya memang baru menerbitkan dua buku solo. Namun, untuk cerpen, sudah banyak yang terbit dalam beberapa antologi, berkolaborasi dengan teman-teman dari berbagai komunitas menulis,” papar Sri Suparti.

Lebih lanjut, Sri Suparti menyebutkan bahwa sebentar lagi cerpen terbarunya akan launching. “Karya terbaru saya menunggu proses cetak. Ini sedang menunggu ISBN,” terangnya. Karya terbarunya tersebut berjudul “Panggih” yang mengangkat cerita romansa dengan latar prosesi adat panggih pada upacara pernikahan adat Jawa. Cerpen tersebut akan terbit bersama 45 cerpen budaya lain yang ditulis oleh 46 penulis dari seluruh penjuru nusantara.

Kumpulan cerpen tersebut akan terbit dalam sebuah buku berjudul “Sang Mistikus Kasih”. Selain karya Sri Suparti, buku ini juga akan memuat karya dari seorang writerpreneur dan penulis Best Seller Kirana Kejora, yang berkolaborasi dengan Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian. “Dalam buku ini, kami mengenalkan budaya kepada masyarakat melalui balutan cerita romansa. Dengan demikian, masyarakat terutama generasi muda akan mudah mempelajari budaya tanpa ada rasa digurui. Dan tentunya, kemasan budaya akan lebih menarik karena disajikan dalam kisah romansa,” tutur Sri Suparti.

Bagi Sri Suparti, ini merupakan pengalaman kedua menulis cerpen budaya. Sebelumnya, di awal Desember 2021, dia juga terlibat dalam penulisan antologi cerpen budaya berjudul “Serenade untuk Sebuah Kisah” yang diterbitkan oleh Kemdikbudristek. Menulis cerita budaya memang bukan pengalaman baru bagi Sri Suparti. Bahkan, jauh sebelum itu, di awal 2020, dia menerbitkan novel solonya yang berjudul “Bisa dan Bara”, yang mengisahkan kisah hidup tokoh wayang Bambang Wisanggeni. “Kita boleh berkelana ke seluruh dunia. Kita boleh mengagumi budaya bangsa lain. Namun, kita tetap harus mencintai dan melestarikan budaya sendiri. Dan, menulis kisah berlatar budaya adalah cara saya untuk mewujudkan kecintaan saya,” pungkas Sri Suparti.

 

By : K. Muda Triasmoro, S.Kom

      (Wakasek Humas & BKK SMK N 1 Plupuh Kab. Sragen)