Sebagai sarana transfer lingkungan dan budaya produksi industri ke sekolah, SMK N 1 Plupuh menyelenggarakan Teaching Factory TeFa). Pembelajaran TeFa berbasis produksi/jasa mengacu pada standar kualitas yang berlaku di industri. Untuk mendukung pelaksanaan program TeFa tersebut, SMK N 1 Plupuh menggandeng industri garmen dan pengrajin batik sekitar lingkungan Kecamatan Plupuh. Sukarsi, Ketua Unit Produksi Tata Busana menyebutkan bahwa TeFa ini melibatkan 105 peserta didik jurusan Tata Busana Kelas XII. M. Tahrir selaku ketua program Tata Busana menyebutkan TeFa bermanfaat bagi siswa agar mampu mengerti dan menguasai standar, cara kerja, dan aturan yang berlaku di Industri TeFa tidak hanya bermanfaat bagi siswa, tetapi juga bagi pendidik.
Kepala SMK Negeri 1 Plupuh, Sri Eka Lelana, menyebutkan bahwa program ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran praktik di sekolah sehingga bisa memenuhi standar kebutuhan industri. Lalu, meningkatkan kerjasama jaringan SMK Negeri 1 Plupuh dengan industri pasangan.Tiara Tri Cahyaningrum, Siswa kelas XII jurusan Tata Busana ini mengaku TeFa merupakan sebuah tantangan : “Ikut TeFa itu susah, senang, sekaligus capek. Susahnya ketika saya belum mengerti cara menjahit sesuatu tapi sudah harus dikejar waktu dan target pesanan. Senangnya, saya dapat ilmu baru dari berbagai pakaian yang dibuat serta ilmu yang diberikan oleh pembimbing tentang busana dan jahit-menjahit. Capeknya ketika pesanan pelanggan menumpuk dan waktu yg diberikan tdk memungkinkan cukup untuk menyelesaikan target,” ungkap Tiara