ALTERNATIF SOLUSI BK MELALUI POHON HARAPAN ORANG TUA

Oleh : Danang Kurniawan, S.Psi (Guru BK SMK N 1 Plupuh, Kab. Sragen).

“Di era digitalisasi ini, kita dengan mudah mendapatkan informasi dari berbagai penjuru dunia, informasi yang kita peroleh seakan tanpa batas. Dengan adanya kemudahan mendapatkan informasi ini, mengharuskan kita untuk pintar memilih dan memilah informasi positif dan negatif.

Dalam dunia pendidikan misalnya, guru dengan mudah mencari dan mendapatkan materi yang akan digunakan dalam pembelajaran, begitu pula dengan siswa. Siswa akan  mendapatkan  khazanah  keilmuan  yang  luas  dari  berbagai  informasi  yang diperoleh, salah satunya melalui media sosial.

Media sosial mempunyai peran yang sangat penting di era digitalisasi, yaitu sebagai media  penghubung  komunikasi. Namun, dengan adanya kemudahan dalam bermedia sosial membuat peran komunikasi secara langsung antara orang tua dan peserta didik tergantikan oleh teknologi.

Oleh  karena  itu,  peran  Guru  khususnya  Guru  BK  atau  Konselor  sekolah  menjadi fasilitator sangat penting agar peran komunikasi antara orang tua dan anak tidak sepenuhnya tergantikan oleh peran media social, karena jika hal tersebut terjadi, akan menimbulkan dampak negatif yang luas impact-nya. Pada era kini media sosial seolah menjadi   teman   curhat   yang   nyaman,   yang   digunakan   sebagai   sarana   untuk menulisakan segala sesuatu yang diinginkan ataupun masalah yang dihadapi.

Sejatinya media sosial bukanlah tempat yang tepat bagi seseorang untuk meluapkan isi hati, melainkan tempat yang sangat rawan dan menarik perhatian orang lain untuk bisa mencampuri sebuah masalah yang dihadapi. Bagi Guru BK, hal semacam ini akan menjadi perhatian khusus agar tidak terjadi mispersepsi ketika siswa mempunyai masalah.

Heterogenitas permasalahan siswa juga membutuhkan kreatifitas guru Bk dalam menyelesaikan setiap masalah tanpa harus menimbulkan masalah baru. Layanan pendukung sangatlah diperlukan untuk menyelesaikan masalah demi masalah.

Peran Guru BK sekarang tidak lagi sebagai polisi sekolah, tidak lagi sebagai penegak disiplin secara fisik, tidak lagi sebagai penjaga gerbang. Namun, guru BK harus bisa menjelma menjadi tempat keluh kesah siswa, menjadi sosok teman yang nyaman untuk berbagi cerita entah berkaitan dengan sekolah maupun berkaitan dengan kehidupan pribadinya.

Perubahan  peran  guru  BK  inilah  yang  menjadikannya  harus  kreatif  dan  bisa berkolaborasi  dengan  siapapun,  terutama  dengan  orang  tua  siswa.  Salah  satu kolaborasi yang dapat dilakukan guru BK dan orang tua adalah dengan Pohon Harapan.

Apa itu pohon harapan? Sebuah replika pohon yang berisi berbagai catatan tentang keinginan, harapan dan keluh kesah orang tua terhadap anaknya. Orang tua bisa menyampaikan ke guru BK yang kemudian dituangkan pada pohon harapan.

Sejatinya tidak hanya siswa yang mempunyai harapan, tetapi sebagai orang tua juga perlu  menuangkan  harapan-harapan  terhadap  sang  anak,  yang  mana  komunikasi antara orang tua dan anak seakan tergantikan oleh media sosial. Pohon harapan itulah yang berfungsi sebagai alternatif komunikasi antara orang tua dan anak.

Setelah orang tua menceritakan isi hatinya, kemudian guru BK menuangkan dalam pohon harapan yang kemudian sang anak bisa membaca apa diinginkan oleh orang tua. Harapan-harapan itu dimaksudkan untuk mempermudah komunikasi dan menjadikan anak mempunyai motivasi meskipun tidak secara langsung.

Pohon harapan adalah sebuah alternatif tempat curhat bagi orang tua melalui guru BK. Setelah semua wali siswa menuliskan masing-masing harapannnya, guru BK membuatkan pohon harapan yang mana pohon harapan itu ditempelkan di dalam kelas. Dengan adanya pohon harapan, akan mempermudah guru BK untuk memberikan solusi alternatif dalam menyelesaikan masalah yang selama ini terbentur karena peran orang tua tergantikan oleh medsos. Meskipun orang tua di perantauan, pohon harapan bisa menjadi solusi alternatif dalam pengentasan masalah.”